aku sinar terang lampu jalan kala malam
aku rambu yang merah menyala di persimpangan
aku suasana sepi trotoar kala kau lewat
aku udara dingin yang menusuk baju wol hangatmu
karena kau yang sedang bersamaku
dengan mata berat dan desahan ingin pulang
mengendarai akalku dengan hidupmu
hidupmu, yang mengantarkanmu hingga pagar rumahmu.
kau yang mengucapkan selamat tinggal, aku menunggumu esok pagi
walau ku tahu, esok pagi tak ada untuk kau, dan aku.